Minggu, 24 Oktober 2010

Facegod; Jejaring Sosial untuk Tuhan




SETELAH sukses dengan facebook, tidak ada salahnya Mark Zuckerberg, orang yang pertama kali menciptakan situs jejaring sosial tersebut menciptakan situs baru lagi. Namanya sangat mudah, facegod. Situs pertemanan untuk Tuhan. Kok bisa ?

Situs jejaring sosial facebook bukan hanya merasuk dalam sistem sosial. Namun lebih dari itu. Hubungan dengan Tuhan sekalipun mulai terimbas. Bagaimana tidak, untuk berdoa kepada Tuhan-Nya seseorang kerap menggunakan jejaring itu. Ya, cukup dengan jari kita menari diatas keyboard, muncul sederet tulisan, sekali sentuh, doa kita akan terkirim. Padahal saya yakin, Tuhan tak punya account facebook. Karena tanpa jejaring itu Tuhan sudah tahu doa dan keinginan kita.

Wajar memang, dengan teknologi semuanya menjadi mudah. Untuk sekedar berdoa, tangan kita tidak lagi menengadah keatas, mulut kita tidak lagi komat-kamit merapal mantera. Kepala kita tidak harus menunduk khusuk. Dan kaki kita tidak lagi duduk bersimpuh. Namun bagi saya, hubungan manusia dengan Tuhan tidak bisa disamakan dengan tuts komputer, tidak serupa dengan keypad hand phone, dan tidak bisa disejajarkan dengan kecanggihan Blackberry.

Komunikasi manusia dengan Tuhan adalah hubungan vertikal yang bersifat sakral. Akan tetapi, sering kali saya membaca status di facebook yang isinya berdoa kepada Tuhan. Mulai minta rezeki, minta kesehatan, minta keselamatan, bahkan ada permintaan itu yang dihiasi dengan kutipan ayat suci. Indah dan sah memang. Apalagi, jika doa itu disambut dengan deretan komentar dari orang lain, maka pemilik status itu akan bertepuk dada. Bangga.

Mungkin mereka menganggap jika doa itu disambut dengan deretan komentar akan semakin tinggi tingkat terkabulnya. Omong kosong. Karena, sekali lagi Tuhan tidak punya account facebook. Percuma saja, jika untaian doa yang terangkai indah itu didasari paham ‘Narsisme Religius’. Dalam arti, tujuan kita berdoa hanya ingin agar orang lain tahu bahwa kita adalah manusia yang bertuhan. Kita adalah manusia yang selalu ingat kekuasaan sang pencipta. Ironis. Semoga saja itu hanya asumsi ngawur saya.

Tulisan’iseng’ ini bukan menyalahkan facebook. Karena bukan rahasia lagi, perkembangan teknologi itu selalu punya dampak. Ibarat pisau bermata dua. Satu sisi menguntungkan, satu sisi lagi siap mengancam. Semuanya tergantung kita.

Adalah Mark Zuckerberg, orang yang pertama kali menciptakan situs jejaring sosial ini. Pada 28 Oktober 2003 ia bersama dengan teman kosnya, Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes menciptakan situs pertemanan yang dikhususkan untuk mahasiswa Harvard.

Seiring bergulirnya waktu, situs yang awalnya bernama Facemash ini meluas sampai kampus-kampus lain di daerah Boston area, Ivy League, dan Stanford University. Kemudian, situs ini merambah keanggotaannya mulai dari murid SMA hingga mahasiswa. Bahkan saat ini lebih gila lagi, pengguna jejaring ini sudah lintas profesi. Dalam catatan Wikipedia, anggota facebook yang aktif tembus 350 juta.
Situs jejaring sosial ini dioperasikan dan secara privat dimiliki oleh Facebook, Inc. di Cambridge, Massachusetts, USA. Facebook Inc.

Ia memiliki karyawan lebih dari 900 orang dan meraup pendapatan di atas US$ 300 juta. Cukup fantastis. Dan yang pasti, para mahasiswa Harvard itu juga telah merubah cara berdoa kita. Nah, untuk itu mari kita tunggu para alumni Harvard itu menciptakan situs facegod, yakni semacam facebook yang dikhususkan untuk Tuhan. Sehingga deretan doa yang mejeng di status itu berbalas. Maaf. [yusuf wibisono]

Jombang, 16 April 2010

Tidak ada komentar: